Wakil Gubernur Jawa Timur Menghadiri Rapat Terbatas Bersama Tim Satgas Covid-19 Kab. Mojokerto Mengenai Lonjakan Kasus Covid-19 di Kab. Mojokerto
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak didampingi Kepala Pelaksana BPBD, Dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur, datang menghadiri rapat terbatas bersama Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto, Selasa (29/6) di ruang rapat Satya Bina Karya. Rapat terbatas kali ini dilaksanakan dengan melihat situasi lonjakan kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Mojokerto. Update terakhir tanggal 28 Juni mencatatkan 77 orang dinyatakan positif dalam satu hari. Angka tersebut memegang rekor tertinggi di Jawa Timur.
Bupati sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto didampingi Wakil Bupati Muhammad Albarra, secara garis besar dalam laporannya menjelaskan ketersediaan BOR RS Kabupaten Mojokerto sebisa mungkin akan dimaksimalkan.
"Saat ini kami terus memaksimalkan bed hingga mencapai sekitar 380, ditambah 139 kamar di puskesmas (bisa dimaksimalkan lagi hingga 261), dan 20 ICU. Jadi total semua adalah 539. Kasus kita saat ini 334, jadi masih ada space sekitar 205 lagi belum terpakai. Begitu terpantau lonjakan, kami langsung cek ketersediaan, di samping terus mengupayakan langkah-langkah pengendalian," jelas bupati.
Bupati menambahkan bahwa tim Satgas Covid-19 terus memaksimalkan tracing (tes rapid antibodi) dengan cakupan mencapai 20-25 orang kontak erat dengan penderita. Jika dinyatakan reaktif, langkah selanjutnya adalah dengan tes swab PCR. Setiap saat juga terus dilaksanakan koordinasi dengan tim surveilans puskesmas, untuk menelisik satu persatu kasus hingga detail demi menemukan pola penularan (siapa menulari siapa).
Dari data lapangan, penyebab terjadinya lonjakan adalah warga berkunjung ke daerah lain, maupun dikunjungi keluarga dari luar daerah. Selain itu disebabkan faktor rutinitas (kerja luar kota pulang pergi setiap hari atau berkala), dan terpapar karena beraktifitas di rumah sakit. Entah menunggu kerabat yang dirawat, atau rutin cek up kesehatan non-covid. Salah satu contoh kasus di lapangan adalah, seorang warga sakit lipoma mata tertular covid karena harus kontrol ke rumah sakit secara berkala.
"Pola penularannya berbeda-beda. Ada yang habis dari Kudus, lalu menerima tamu dari Jakarta. Ada juga yang sakit lipoma, beliau tertular dari RS karena bolak balik harus kontrol teratur. Ada pula pola khusus yang kita temukan di Kecamatan Dawarblandong. Di situ dari kontak tracing, kita tidak dapat mendeteksi secara pasti dari siapa dia tertular. Kerluarga kontak erat negatif semua. Disinyalir karena Dawarblandong ini berbatasan dengan Lamongan dan Gresik, sehingga mobilitas tinggi," tambah bupati.
Pada arahannya, Wagub Emil Elestianto Dardak mengapresiasi Satgas Covid-19 Kabupaten Mojokerto yang sangat gencar melakukan tracing dengan cakupan mencapai 20-25 orang kontak erat. Bersama tim Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Timur, Emil menyatakan siap membantu Kabupaten Mojokerto jika mengalami kendala dan keterbatasan sarana prasarana.
"Kabupaten Mojokerto biasanya landai yakni 2, 4, 6 kasus saja per hari. Hingga seminggu ini naik drastis sampai 3 kali lipat. Meskipun sebenarnya kami yakin itu karena penumpukan laporan karena hari libur kerja labkesda. Rumus satu orang penderita ditracing 20-25 sudah cukup bagus. Kami sangat mengapresiasi. Namun kalau misalnya contoh kasus ada dari hajatan, mau tidak mau semua yang hadir di hajatan itu harus ditracing. Karena dari laporan Ibu Bupati, tracingnya menggunakan rapid antibodi. Kita sarankan rapid antigen untuk lebih maksimal lagi. Kita siap untuk bantu alat, jika dibutuhkan. Termasuk tambahan suplai alat bantu oksigen," ujar Emil.
Wagug Emil menambahkan juga bahwa saat ini, upaya paling utama dalam menangani Covid-19 adalah menggencarkan 3 T, bukan dengan terus membiasakan istilah klaster secara terus menerus. Misalnya klaster pabrik, klaster keluarga dll.
"Kita tekan dulu istilah klaster. Karena sebenarnya klaster adalah konsekuensi dari tindakan tracing yang gencar. Klaster itu muncul karena memang tingkat penyebaran covid saat ini luas. Kalau benar itu klaster, maka rumus 20-25 tadi harus ditingkatkan levelnya. Karena di Kabupaten Mojokerto banyak daerah industri, saya juga mengajak semua untuk menggalakkan vaksinasi. Disini datang orang dari berbagai daerah.
Jangan sampai ada paranoid kawasan industri. Kami ingin komunikasi dengan pabrik-pabrik besar. Saya bersyukur mendapat laporan dari Ibu Bupati bahwa sudah mulai dilaksanakan vaksin gotong royong di perusahaan-perusahaan industri," lengkap Emil.